Menurut Pengamat BUMN yang juga Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu memang banyak celah untuk berbuat kejahatan lewat BUMN asuransi. Tapi di sisi lain sebenarnya pengawasannya sudah ketat, dengan catatan fungsi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berjalan dengan optimal.
"Banyak (celah) sebenarnya, tapi pengawasannya juga ketat sekali kalau OJK berfungsi," kata dia saat dihubungi detikcom, Senin (13/1/2020).
Dia menjelaskan ketatnya pengawasan perusahaan asuransi. Yang pertama adalah produk perasuransiannya harus memenuhi persetujuan OJK. Kedua, investasi yang dilakukan perusahaan asuransi diatur juga oleh otoritas tersebut. Ketiga, perusahaan asuransi setiap bulan melaporkan laporan keuangannya ke OJK.
"Yang keempat semua laporan keuangan laporan triwulan, laporan semester, laporan tahunan itu diperiksa OJK. Yang kelima bahwa standar akuntansi, perumus-perumus auditnya itu oleh OJK yang tetapkan," ujarnya.
Meskipun sudah ada pakem pengawasan seperti yang dia sebutkan, bisa saja praktiknya di lapangan memang lemah sehingga bisa terjadi permasalahan seperti skandal Jiwasraya maupun dugaan korupsi Asabri. Tidak tertutup kemungkinan pula jika pihak pengawas ikut andil.
"Lemahnya pengawasan atau mungkin juga bermainnya pengawas," sebutnya.
"OJK harus bertanggung jawab, nggak bisa hanya mengatakan 'kami sudah menegur'," tambah dia.
Simak Video "Dugaan Korupsi Asabri, Mahfud Akan Panggil Menkeu-Menteri BUMN"
[Gambas:Video 20detik]
(toy/dna)
"banyak" - Google Berita
January 13, 2020 at 04:13PM
https://ift.tt/3a5g3FZ
Banyak Celah untuk 'Bobol' BUMN Asuransi, Pengawasannya Kurang Ketat? - detikFinance
"banyak" - Google Berita
https://ift.tt/2ZTcKNv
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Banyak Celah untuk 'Bobol' BUMN Asuransi, Pengawasannya Kurang Ketat? - detikFinance"
Post a Comment