Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memperoleh tugas untuk mengatasi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang rawan terjadi di sejumlah daerah.
Lembaga yang berada di bawah naungan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) ini pun bersinergi dengan sejumlah lembaga lainnya dalam mengatasi fenomena tersebut.
Satu diantaranya bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan bahwa saat ini BNPB tengah berfokus pada upaya mengatasi kekeringan yang terjadi di darat.
Sedangkan lembaga yang dipimpinnya akan mengatasi karhutla melalui Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Ada sejumlah daerah yang memiliki potensi tinggi rawan terjadi karhutla, dua diantaranya adalah Riau dan Kalimantan Barat.
Di Riau, potensi kekeringan tersebut mulai muncul dan harus segera diantisipasi.
Baca: Tertangkap karena Sabu, Siapa Ikang Sulung? Begini Sosoknya Jadi Bos Jamal di Preman Pensiun
Baca: Hari Ini, Sidang Gugatan Mulan Jameela Cs atas Gerindra Digelar di PN Jaksel
Baca: Yasmine Wildblood Disebut Istri Galak, Jawaban Istri Abi Yapto Itu Bikin Raffi Ahmad Melongo
"Karena memang itu agak beresiko tinggi di Riau," ujar Hammam, saat ditemui dalam sebuah acara di Bandar Lampung, Lampung, Jumat (19/7/2019).
Sedangkan di Kalimantan Barat, resikonya lebih tinggi karena telah muncul asap.
https://ift.tt/30R2p3J
July 22, 2019 at 07:32AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kepala BPPT: Riau dan Kalbar Sangat Berisiko Terjadi Kekeringan dan Karhutla"
Post a Comment