Laporan Wartawan Tribunnews.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi, menilai baterai mobil listrik nantinya bisa menjadi limbah.
Dia mengatakan, 10 tahun mendatang, baterai lithium pada mobil listrik yang dipakai sekarang, menjadi usang dan harus dibuang.
"Bayangkan di Indonesia pemakaian mobil listrik 1,2 juta lebih atau 2 juta. Terus baterainya harus dibuang, waduh, bayangkan limbahnya," kata Yohannes, pada pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019, di ICE BSD, Tangerang, Rabu (24/7/2019).
Namun dia menegaskan, mobil listrik baik untuk mengurangi polusi udara lantaran tak menggunakan bahan bakar. "Tapi kan baterainya (setelah) dipakai sekian tahun, bisa menjadi masalah," ucapnya.
Baca: Glory i-Auto, SUV Futuristik dari DFSK
Yohannes melanjutkan, dari segi infrastruktur yang mendukung aktivitas mobil listrik juga perlu diperhatikan.
Misalnya, kata dia, dari pengisi daya (charger) yang memerlukan waktu sekitar 40 menit dengan voltase besar. "Kalau normal (voltase), malah bisa tiga sampai empat jam atau lebih. Nah, ini yang harus dibentuk infrastrukturnya," tutur Yohannes.
Baca: Sport Car Mercedes-Benz AMG GT Asyik Ngadem di Perut Jetbus3+ SDD Buatan Karoseri Adi Putro
Yohannes memberi contoh lain, misalnya, bus listrik yang beratnya mencapai tiga ton dan baterainya bisa berbobot dua ton.
"Bayangkan efek lebih jauhnya, baterai kalau tidak di-daur ulang dengan infrastruktur yang memadai, itu sangat berbahaya. Itu harus dipikirkan," ujar Yohannes.
Yohannes menambahkan, dampak limbah baterai mobil listrik yang sudah usang nantinya, juga bisa mengandung racun. "Itu kan berbahaya bagi manusia. Harus benar-benar dipikirkan lagi soal perencanaan dan macam-macamnya. Jangan sampai salah," kata Yohannes Nangoi.
https://ift.tt/2Y6gxJN
July 25, 2019 at 08:09AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ketua Umum Gaikindo: Baterai Mobil Listrik Bisa Jadi Limbah Beracun"
Post a Comment