TRIBUNNEWS.COM - Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) telah mengungkap 3.000 lebih kasus hoaks dan memuatnya di situs laman turnbackhoax.id.
Situs laman tersebut dibuat Mafindo agar masyarakat dapat dengan mudah mengakses klarifikasi dari berita hoaks.
Bekerjasama dengan jurnalis di cekfakta.com, Mafindo dan jurnalis melakukan verifikasi berita hoaks.
Selain itu Mafindo juga melakukan edukasi publik melalui training dan workshop ke berbagai daerah untuk melawan bahaya hoaks.

"Siapapun yang bersedia membuka pintu untuk kami, biasanya kami bersedia untuk melakukan training-training ini (melawan hoaks), dan tidak ada biaya sama sekali yang perlu dikeluarkan komunitas manapun," kata Anita Wahid Presidium Mafindo saat diwawancarai Tribunnews di Kegiatan Stop Hoax Festival, Minggu (10/11/2019) di Yogyakarta.
Selain bekerjasama dengan jurnalis, sejak Pilpers 2019, Mafindo bekerjasama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Mafindo juga mendapatkan dukungan dari pemerintah, meskipun begitu Mafindo tidak menerima uang dari pemerintah untuk menjaga kenetralan Mafindo.
Menurut Anita, adanya komunitas ini untuk mengurangi pengaruh hoaks yang sudah mengendap dimasyarakat.

"Dampak negatif yang paling berat dari hoaks adalah polarisasi. Bertepatan dengan Pilpers tahun ini, ujaran kebencian dan berita hoaks meningkat dan memecah belah masyarakat," kata Anita.
Polarisasi membuat masayarakat hanya mempercayai dan mendengar kelompoknya sendiri.
https://ift.tt/36UmZEb
November 11, 2019 at 09:07AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sejak 2015, Mafindo Sudah Tangani 3.000 Lebih Kasus Hoaks di Indonesia"
Post a Comment