Mudik, Jangan Paksakan Perjalanan Saat Tubuh Perlu Istirahat

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Saat mudik dengan membawa kendaraan pribadi, para pemudik harus berjuang melawan rasa ngantuk dan minimnya waktu istirahat agar tiba lebih cepat di kampung halaman.

Namun dokter spesialis penyakit dalam dr T Djumhana Sp PD mengatakan, tidur cukup tetap dibutuhkan tubuh agar stamina tetap terjaga tubuh saat melakukan perjalanan mudik.

Dengan demikian, tetap bisa berkonsentrasi terhadap jalan dan bisa terhindar dari hal-hal yang tidak diharapkan.

Dia menyarakan, sebelum memulai perjalanan mudik, pemudik sudah tidur cukup.

Saat tidur, sirkulasi darah akan kembali ke batas awal dan membuat badan lebih segar untuk memulai aktivitas baru.

Baca: Cerita Orangtua Tentang Adam Nooryan, Korban Meninggal Saat Aksi 22 Mei

“Mudik harus diikuti dengan istirahat sesuai kebutuhan. Badan bisa kembali segar, nyeri hilang, capek-capek hilang dan tubuh kembali lagi ke kondisi normal,” ungkap dr. Djumhana di Jakarta Selatan, Senin (22/5/2019).

Ketika mata mulai merasa ngantuk dan tidak ada sopir pengganti, sebaiknya pinggirkan kendaraan dan beristirahatlah.

Minum kopi

Dia mengatakan, minum kopi memang bisa membantu melawan kantuk. Tapi hal itu tidak menghilangkan rasa capek pada tubuh yang kalau didiamkan akan menimbulkan penyakit.

“Kopi boleh, tapi bukan supaya badan nggak tidur 13 jam, karena tubuh juga butuh waktu istirahat,” tutur dr. Djumhana.

Baca: Pengurus Masjid Al-Ittihad Tebet yang Diduga Fasilitasi Peserta Aksi 22 Mei Sudah Pulang

Saat tidur pastikan kondisi tubuh rebahan, tidak duduk, karena rebahan dapat membantu meredakan pegal pada otot tungkai kaki dan mengistirahatkan kerja otot lainnya pada tubuh.

Baca: Hari Ini Pengguna WhatsApp Keluhkan Tidak Bisa Kirim Foto, Instagram Juga Ikut Bermasalah

“Tidurlah dengan posisi rebahan yang pas, karena paling bagus buat peredangan otot tungkai kaki. Kalau tidur ya tidur, kalau duduk kan melawan gravitasi butuh darah kalau tidur tidak perlu lawan gravitasi,” ujar dr. Djumhana.

Let's block ads! (Why?)