Alin Gragossian, 31, gemetar ketika membuka surat dari keluarga perempuan yang menjadi pendonor jantung baginya. Dua bulan sebelumnya, perempuan itu telah menyelamatkan hidupnya.
"Saya menerima telepon dari rumah sakit menyampaikan bahwa keluarga dari pendonor mengirim surat kepada saya. Perawat menawarkan untuk memindai surat itu dan mengirimkannya segera kepada saya. Namun saya menolaknya. Saya belum siap," kata Alin.
Dua hari kemudian surat itu tiba. Alin mengatakan ia menangis tersedu-sedu ketika membaca tentang perempuan muda "bersemangat" yang kematiannya memungkinkan ia mendonorkan jantungnya kepada Alin. Jantung perempuan itu telah menyelamatkan Alin.
"Aku paham sekali donor saya itu pasti manusia biasa juga, tetapi membaca tentang dia sebagai seorang manusia ditulis di atas kertas oleh keluarganya membuat segala sesuatunya tiba-tiba tampak begitu nyata," kata Alin.
"Setiap baris kalimat membuat saya merinding," kata Alin lagi. "Kami memiliki banyak sekali persamaan".
"Kami ini dulunya cuma dua orang perempuan yang terbaring di dua unit ICU berbeda, menunggu siapa yang akan meninggal terlebih dulu," kata Alin mengenang.
Alin menceritakan soal surat itu di media sosial dan berjanji akan memakai jantung si perempuan "untuk keperluan yang baik" dan menyatakan "terima kasih dari lubuk jantung hati kita yang terdalam."
https://twitter.com/AG_EM33/status/1124422419597406208
Alin, yang berasal dari Philadelphia, adalah seorang dokter yang masih dalam masa pelatihan. Dia bekerja di bagian gawat darurat serta sedang mengambil spesialisasi untuk perawatan intensif.
"Sebelum ini, bagian pekerjaan saya adalah menelepon organisasi yang mengurusi donasi organ sesudah seorang pasien meninggal dunia. Sekarang saya paham betul apa artinya telepon seperti itu," katanya.
http://bit.ly/2Hv4Xg9
May 17, 2019 at 12:30AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "'Dua perempuan muda menanti siapa yang akan lebih dulu meninggal'"
Post a Comment