Search

Kata Analis soal Nasib Rupiah Pekan Depan?

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pergerakan rupiah pada perdagangan pekan ini dalam tekanan.

Pasalnya memasuki kuartal-II kebutuhan pasar domestik terhadap dollar Amerika Serikat (AS) meningkat karena musim dividen, belum lagi sentimen global yang menggoyahkan laju mata uang Garuda.

Berdasarkan data Bloomberg sepekan rupiah melemah 0,42%. Lebih lemah, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah melemah 0,45%.

Sementara secara harian Jumat (10/5) rupiah ditutup menguat 0,23% di level Rp 14.326 per dollar AS. Adapun dalam kurs tengah BI mata uang Garuda melemah tipis 0,06%.

Kondisi rupiah yang menguat hari ini sepertinya menjadi sinyal penguatan pada perdagangan pekan depan.

Baca: Sejarah, Wakil Inggris Kuasai Final Liga Champions dan Liga Europa

Baca: Mengamankan Smart Ekosistem Pintar untuk Mendukung Indonesia 4.0

Sentimen global yang bergulir hari ini adalah keputusan AS yang meningkatkan tarif impor atas barang-barang China dari 10% menjadi 25%.

Sebelumnya, Presiden AS, Donald Trump pertengahan pekan lalu telah mengisyaratkan kenaikan impor China.

Makin panas, Trump mengatakan China telah melanggar kesepakatan dagang dan ia memastikan kebijakan impor itu akan tetap dilaksanakan.

Ekonom Bank UOB, Enrico Tanuwidja mengatakan pasar cenderung sudah menangkap sinyal dan tidak kaget terkait keputusan AS.

“Pada akhirnya pasar memilih negera yang memiliki prospek ekonomi makro dan imbal hasil yang menarik, seperti Indonesia,” kata Enrico kepada Kontan, Jumat (10/5).

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2YptTfV

May 10, 2019 at 08:18PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kata Analis soal Nasib Rupiah Pekan Depan?"

Post a Comment

Powered by Blogger.