Rizal Ramli: Pemimpin Harus Utamakan Keinginan Rakyat, Jangan Ngotot Berkuasa

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tokoh nasional, Rizal Ramli, mengatakan pemimpin yang memiliki ambisi melanggengkan kekuasaan dengan cara curang sudah tidak memiliki hati terhadap rakyatnya.

Menurut Rizal Ramli, para pemimpin sekarang harus belajar banyak dari para pendahulu.

Rizal Ramli mencontohkan sikap bijaksana yang ditujukan Presiden pertama RI, Sukarno yang legowo mundur dari singgasana saat masyarakat telah terbelah antara yang pro dan kontra terhadap Sang Proklamator.

Baca: Prabowo Diminta Tak Bersembunyi Atas Ancaman Penggal Kepala Pendukungnya Terhadap Jokowi

Hal itu sebagaimana disampaikan dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Minggu (12/5/2019).

"Seandainya Bung Karno putuskan untuk melawan Soeharto waktu itu, Sukarno masih bisa menang loh, karena Angkatan Laut sama dia, Angkatan Udara sama dia, Angkatan Darat masih banyak yang loyal sama dia, rakyat biasa juga banyak yang sangat loyal sama Bung Karno," kata Rizal Ramli, Minggu (12/5/2019).

Dengan kekuatanan tersebut, menurut Rizal Ramli pada saat itu bila Soekarno memerintahkan melawan Soeharto, Sukarno masih tetap bisa bertahan.

Baca: Soal Prajurit TNI Ikut Politik Praktis, Gatot Nurmantyo: Rendah, Suatu Saat Anak Buah Dikorbankan

"Tapi, karena Soekarno tahu kalau ambil keputusan itu, korban dari rakyat pasti banyak banget, sehingga akhirnya Bung Karno legowo. Ya dia akhirnya ditahan, ditangkap dan sebagainya," kata mantan Menko Ekuin era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tersebut

Kemudian, sambung Rizal Ramli, Presiden ke-2 RI, Soeharto di akhir masa kepemimpinannya pun menyadari bahwa rakyat sudah tak lagi menghendakinya untuk berkuasa.

Namun, memang kesadaran itu muncul saat terjadi huru hara di beberapa daerah, termasuk DKI Jakarta pada Mei 1998.

Meski berkuasa dan ABRI masih di bawah kendalinya, alih-alih Soeharto legowo untuk mundur.

Baca: Jadi Calon Ayah, Baim Wong Ceritakan Awal Kehamilan Paula Verhoeven

Let's block ads! (Why?)