TRIBUNNEWS.COM - Terbentang dari ujung barat hingga timur Pulau Jawa telah tersambung tol.
Dari Jakarta hingga Semarang, tol berada di daerah Pantura, kemudian dari Semarang belok ke Bawen, lanjut Salatiga, Boyolali dan terus ke Solo lewat jalur tengah Pulau Jawa tembus ke Jawa Timur.
Sedangkan tol dari Bawen ke Yogjakarta, tol dari Semarang ke Demak, serta tol dari Solo ke Jogja masih dalam proses pembahasan maupun pembebasan lahan.
Berdasar penelusuran Tribun Jateng, ada fakta bahwa sebagian truk dan kendaraan angkutan barang, masih memilih melintas jalur pantura non-tol dibanding jalan tol.
Hal itu diakui oleh banyak sopir maupun pengelola jalan tol itu sendiri.
Sopir punya alasan tertentu kenapa tidak lewat jalan tol.
Pengelola jalan tol ruas Pejagan-Pemalang mengaku ada penurunan okupansi, terutama untuk kendaraan berat atau truk.
Saat pertama kali dioperasionalkan, tol tersebut menjadi magnet untuk pengguna agar perjalanan lebih cepat dan untuk menghindari macet di jalan arteri pantura.
Namun, lantaran tarif yang dinilai mahal, kendaraan yang masuk tol berkurang, terutama untuk kendaraan berat.
"Sangat berkurang," kata Kepala Cabang Operasional PT Pejagan Pemalang Toll Road (PPTR), Ian Dwinanto.
Baca halaman selanjutnya >>>>>
http://bit.ly/2Wb7rWV
April 29, 2019 at 10:02AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Truk yang Jarang Melintasi Pantura dan Jalan Tol, Pengaruh Jembatan Timbangkah?"
Post a Comment