Search

Dituding Membeberkan Data Bohong dalam Pilpres 2019, SMRC: Kami Bukan Alat untuk Menutupi Kecurangan

Direktur Eksekutif SMRC, Djayadi Hanan, akhirnya angkat bicara setelah dituding membeberkan kebohongan data pada quick count Pilpres 2019.

TRIBUNNEWS.COM - Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) angkat bicara terkait tudingan kebohongan data pada quick count Pilpres 2019.

Penuturan tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif SMRC, Djayadi Hanan dalam ekspose data quick count yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei.

Dikutip dari channel YouTube metrotvnews, Sabtu (20/4/2019), Djayadi menjelaskan tentang quick count yang dilakukannya dalam mengambil data perolehan suara.

"Quick count adalah salah satu partisipasi masyarakat dan itu fungsi pentingnya adalah ikut membantu mengontrol pemilu kita berjalan secara berkualitas dan demokratis," kata Djayadi.

"Jadi bukan alat untuk menutupi kecurangan, namun alat untuk menjadi referensi bagi kita untuk memiliki referensi terhadap hasil yang dikeluarkan secara resmi," tambahnya.

Dijelaskannya pula, quick count juga tidak pertama kali digelar pada tahun 2019.

Djayadi mengungkapkan bahwa lembaga surveinya sudah melakukan tujuh kali quick count dalam setiap pemilu.

Tak hanya pada satu daerah, pemilu bahkan selalu diselenggarakan di berbagai wilayah di Indonesia.

"Dari setiap pemilu itu pasti ada quick count dari berbagai lembaga, bayangkan sudah ada ribuan quick count yang sudah digelar, dan secara umum tidak ada masalah terhadap quick count," kata Djayadi.

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2Dp924h

April 20, 2019 at 08:43PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Dituding Membeberkan Data Bohong dalam Pilpres 2019, SMRC: Kami Bukan Alat untuk Menutupi Kecurangan"

Post a Comment

Powered by Blogger.