Candaan itu ia berikan untuk menanggapi kondisi ekonomi global saat ini yang dirundung ketidakpastian. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu juga menyebut kondisi yang tak bersahabat tersebut terjadi akibat kurangnya partisipasi wanita dalam membuat kebijakan.
Partisipasi katanya, banyak didominasi oleh pria.
"Kebanyakan masalahnya adalah buatan manusia (man made), saya ingin tekankan adjective 'man' terutama karena kurangnya perempuan yang ikut berpartisipasi dalam mengambil kebijakan," katanya sembari tertawa di Jakarta, Rabu (5/2).
Sri Mulyani mengatakan salah satu kebijakan laki-laki yang paling jelas memicu ketidakpastian global berkaitan dengan perang dagang AS-China. Kebetulan, AS dan China sama-sama dipimpin presiden pria.
AS dipimpin Donald Trump, sementara China oleh Presiden Xi Jinping. Perang dagang dua negara yang dikobarkan dua pemimpin tersebut sudah berlangsung kurang lebih dua tahun.Perang dagang telah berimbas pada ekonomi global. Sejak perang dagang berkecamuk ekonomi global terpuruk. Selain perang dagang AS-China, Sri Mulyani juga mencontohkan British Exit (Brexit) sebagai faktor yang memberikan ketidakpastian global.
"Jadi banyak bapak-bapak yang menciptakan masalah ini, karena kurang representasi perempuan dalam membuat kebijakan,"ujarnya.
Lembaga keuangan internasional merevisi turun pertumbuhan ekonomi global. Sebut saja, Bank Dunia (World Bank) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia hingga 0,3 persen pada 2019. Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan menyentuh 2,9 persen. Namun, laporan Global Economic Prospects edisi Juni 2019 memotong pertumbuhan ekonomi global menjadi hanya 2,6 persen.
(ulf/agt)
"banyak" - Google Berita
February 05, 2020 at 03:26PM
https://ift.tt/2SeScM0
Sri Mulyani Sebut Pria Banyak Ciptakan Masalah pada Ekonomi - CNN Indonesia
"banyak" - Google Berita
https://ift.tt/2ZTcKNv
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sri Mulyani Sebut Pria Banyak Ciptakan Masalah pada Ekonomi - CNN Indonesia"
Post a Comment