TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Upaya membantu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk menembus pasar ekspor terus dilakukan oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI). Kali ini, BNI melirik potensi Cirebon sebagai pintu keluar penting bagi produk-produk perdagangan yang dihasilkan oleh pelaku UMKM di berbagai wilayah.
Selain menggelontorkan pembiayaan khusus untuk UMKM melalui program kredit usaha rakyat (KUR), BNI juga aktif memberikan pendampingan dan pelatihan kepada para pengusaha UMKM atau nasabah yang baru memulai bisnisnya untuk naik kelas. Salah satu momentum pelatihan tersebut
Diselenggarakan dengan Diskusi Panel yang bertajuk “Optimalisasi Potensi UMKM dalam rangka Peningkatan Ekspor”, di Cirebon, Jawa Barat, Rabu (20 Maret 2019) petang di Cirebon, Jawa Barat. Acara ini merupakan sinergi antara BNI dengan sejumlah instansi terkait yang meliputi Direktorat Jenderal Bea & Cukai Wilayah Cirebon, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Cirebon, serta Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK).
Direktur Bisnis Tresuri dan Internasional BNI Rico Rizal Budidarmo menuturkan, Cirebon merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang memiliki potensi besar untuk memasarkan produk UMKM-nya baik ke pasar nasional maupun internasional. Hal ini dilihat dari potensi ekonomi kreatif di Cirebon yang beragam, mulai dari produk kuliner, tekstil dan produk tekstil, serta kerajinan tangan.
Produk-produk hasil industri tersebut memiliki nilai tambah yang lebih tinggi dan mampu berdaya saing di tingkat internasional, dan selanjutnya dapat menambah kontribusi terhadap neraca perdagangan Indonesia.
“BNI saat ini tidak hanya fokus pada penyediaan layanan perdagangan bagi nasabah korporasi saja, BNI juga menyalurkan KUR guna mengembangkan pasar UMKM berbasis ekspor. Tidak hanya itu, BNI juga menyediakan harga yang kompetitif dan layanan transaksi ekspor-impor yang cepat dan efisien,” ujar Rico dalam keterangan persnya.
Secara akumulasi, BNI telah menyalurkan KUR kepada 537.396 debitur dengan maksimal kredit sebesar Rp 59,03 triliun per Februari 2019.
Kegiatan perdagangan oleh para pelaku usaha di Cirebon terutama untuk transaksi ekspor ke depannya juga akan semakin optimal, hal tersebut difasilitasi dengan pembangunan Pusat Logistik Berikat (PLB).
PLB tersebut didirikan di Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon sebagai salah satu sarana ekspor yang menguntungkan bagi para eksportir.
Pembangunan PLB ini diharapkan dapat memangkas biaya penyimpanan barang, transportasi, pembayaran lebih cepat, dan mempersingkat waktu pengiriman barang.
Selain itu, letak geografis Cirebon yang berada di pesisir utara Pulau Jawa pun merupakan kemudahan tersendiri bagi para pelaku UMKM di Cirebon untuk dapat mengakses pasar global melalui transaksi ekspor.
Kemudahan ini difasilitasi dengan adanya Pelabuhan Cirebon yang telah beroperasi sebagai salah satu cabang Pelindo II sejak tahun 1983.
Saat ini, Pelabuhan Cirebon tengah direvitalisasi sebagai pelabuhan feeder guna mempermudah pengangkutan komoditas ekspor menuju Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta melalui jalur laut, sehingga akan mengurangi beban angkutan jalan raya terutama mengurangi ongkos-ongkos tidak resmi.
https://ift.tt/2Hzlty8
March 22, 2019 at 12:35AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "BNI Sasar Potensi Cirebon"
Post a Comment