Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) harus memperbanyak fasilitas pencoblosan di TPS guna mengantisipasi membludaknya pemilih yang datang seperti yang terjadi di Sydney, Australia.
Diketahui, ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) di Sydney tidak bisa menggunakan hak suaranya akibat terbatasnya tempat pemunguntan suara.
Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti memprediksi akan adanya lonjakan pemilih ke TPS, pada hari H Pemilu 2019, Rabu (17/4/2019).
Baca: Cak Imin Tutup Nusantara Bertaukhid di Masjid Sunan Ampel, Ini yang Diiharapkan dari Pemilu
Kalau tidak difasilitasi lonjakan tersebut, dikhawatirkan akan banyak warga negara Indonesia yang tidak dapat menggunakan hak pilihnya.
"KPU harus menjadikan sinyal karut marut di Australia ini untuk persiapan hari H di tanah air. Sejak sekarang saya mengingatkan akan lonjakan pemilih," ujar Ray Rangkuti kepada Tribunnews.com, Minggu (14/4/2019).
Baca: Jeritan Pelaku Mutilasi Guru Honorer Tengah Malam, Warung Nasi Gorengnya Mendadak Angker
Untuk itu dia menyarankan KPU memperbanyak fasilitas pencoblosan di TPS guna mengantisipasi membludaknya pemilih.
"Perbanyak bilik suara, latih petugas KPPS agar bisa bekerja efektif, efesien dan transparan. Saya ragu dengan jumlah 4 bilik suara per TPS akan dapat menampung kehadiran pemilih," sarannya.
Ratusan WNI di Sydney, Australia masih dirundung perasaan kecewa.
Alasannya mereka dipaksa harus golput lantaran tidak diberikan kesempatan untuk mencoblos.
Baca: Usai Ngisi Pertalite, Motor Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Terbakar dan Picu Kepanikan
http://bit.ly/2KCm04N
April 14, 2019 at 08:49PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bercermin dari Kejadian di Sydney, KPU Diminta Perbanyak Fasilitas Mencoblos di TPS"
Post a Comment