TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Viva Yoga Mauladi, menyatakan hasil survei internalnya berbeda dengan lembaga lain lantaran jumlah responden dan metodenya juga berbeda.
Viva menyatakan, responden di survei internal BPN mencapai 32.460 orang.
Sementara jumlah responden dalam survei lembaga lain tidak sebanyak itu.
Selain itu, kata Viva, lembaga survei pada umumnya melakukan survei secara nasional.
Baca: Maman Abdurrahman: Jangankan BPN, Hasil Survei TKN Saja Saya Enggak Percaya
Sedangkan BPN menarik survei dari tingkat daerah pemilihan (dapil) ke tingkat nasional.
Karena itu, menurut dia, hasilnya berbeda dari survei pada umumnya.
"Jadi misalnya kalau di kami ini jumlah respondennya adalah 32.460. Itu adalah merupakan hasil survei dapil. Kemudian akumulasi dari hasil survei dapil itu menjadi survei nasional. Beda dengan hasil survei nasional yang jumlah respondennya relatif lebih kecil," kata Viva saat ditemui di Hotel Milenium, Jakarta, Rabu (13/3/2019).
Namun demikian, kata Viva, munculnya hasil survei dari sejumlah lembaga harus disambut baik.
Menurut dia, hal itu menunjukkan munculnya rasionalitas politik di Indonesia.
Hal tersebut ditandai dengan hasil survei yang mengkuantitatifkan berbagai indikator politik sehingga masyarakat dituntut berpikir dengan berlandaskan data.
"Yang penting sekarang ini politik sudah diarahkan ke arah yang rasional. Artinya menggunakan lembaga survei adalah salah satu bukti bahwa politik ini serba terkuantitatifkan, serba rasional," kata Viva.
"Ditentukan oleh beberapa indikator-indikator, terhadap respons sosial, respons publik terhadap pasangan calon maupun terhadap caleg dalam pemilu ini," lanjut politisi PAN itu.
Baca: Survei Internal BPN, Peneliti LIPI: Hasil Survei Tidak Tentukan Kemenangan dan Kekalahan Paslon
Sebelumnya Koordinator juru bicara BPN Dahnil Anzar Simanjuntak mengklaim, berdasarkan hasil survei internal, elektabilitas Prabowo-Sandiaga telah mencapai 54 persen.
Sementara, elektabilitas pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin diklaim berada di sekitar angka 40 persen.
Sementara Direktur Komunikasi dan Media BPN, Hashim Djojohadikusumo, mengatakan, hasil survei internal BPN, elektabilitas Prabowo-Sandiaga ada yang mendekati pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, adapula yang melampaui.
"Saya kira menggembirakan. Ada beberapa survei kita, ada yang mendekati dengan (paslon) 01, ada justru yang melebihi, melampaui. Ini kan kita pakai beberapa survei kan, saya kira cukup bagus," kata Hashim saat ditemui di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (11/3/2019).
Hasil empat lembaga survei
Setidaknya ada empat lembaga survei yang mengeluarkan gambaran elektabilitas pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
1. Survei SMRC pada 24-31 Januari 2019, Jokowi-Ma'ruf memperoleh 54,9 persen dan Prabowo-Sandiaga memperoleh 32,1 persen.
2. Survei LSI Denny JA pada Februari 2019, Jokowi-Ma'ruf memperoleh 58,7 persen dan Prabowo-Sandi memperoleh 30,9 persen.
3. Survei Cyrus Network pada 18 hingga 23 Januari 2019, Jokowi-Ma'ruf memperoleh 57,5 persen dan Prabowo-Sandi sebesar 37,2 persen.
4. Survei Populi Center pada 20-27 Januari 2019, Jokowi-Ma'ruf sebesar 54,1 persen dan Prabowo-Sandi 31 persen.
Keempat lembaga survei tersebut menggunakan metode multistage random sampling.
Metode ini lazim dilakukan untuk survei dengan populasi yang besar.
Sampling diambil secara bertingkat berdasarkan pembagian wilayah kerja pemerintahan.
Teknik ini menjamin setiap anggota populasi mempunyai peluang yagn sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Survei Internal BPN Prabowo-Sandiaga Unggul, Begini Cara Surveinya" (Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim)
https://ift.tt/2HldUee
March 13, 2019 at 09:04PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Elektabilitas Prabowo-Sandi 54 % Berdasar Survei Internal, BPN Ungkap Metode Survei yang Dipakai"
Post a Comment