Maria Ressa, pemimpin redaksi Rappler, situs berita yang kritis terhadap pemerintah di Filipina, ditangkap di kantor pusatnya di Manila.
Ressa mengatakan tuduhan "cyber-libel" atau fitnah-siber tersebut sebenarnya adalah usaha pemerintah Rodrigo Duterte untuk membungkam media.
Ini adalah peristiwa terbaru dari serangkaian tuduhan beragam yang ditujukan kepadanya.
Presiden yang mengatakan situs tersebut "berita palsu", sebelumnya menyangkal tuduhan terhadap Ressa karena alasan politik.
Wartawan Rappler melakukan live-stream penangkapan Ressa di Facebook dan Twitter.
Rekaman streaming di Facebook memperlihatkan petugas berpakaian sipil berbicara dengan Maria Ressa, sementara sejumlah wartawan situs tersebut melakukan live-tweet kejadian itu.
Petugas National Bureau of Investigations (NBI) dilaporkan memerintahkan mereka untuk berhenti memfilmkan dan mengambil foto.
Miriam Grace Go, editor berita Rappler, kemudian meng-tweet bahwa agen NBI membawa Ressa ke luar dari kantor Rappler.
https://twitter.com/reyaika/status/1095615339721834496
Chay Hofilena, pimpinan jurnalisme investigatif Rappler, mengatakan kepada BBC News bahwa kekhawatiran utama mereka sekarang adalah memastikan Ressa tidak harus bermalam di penjara.
http://bit.ly/2RYSC71
February 13, 2019 at 10:29PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Maria Ressa: Pemimpin redaksi situs berita Filipina yang pernah bertugas di Jakarta, ditangkap"
Post a Comment